4 Ciri-Ciri Masjid Peninggalan Kesultanan Islam di Kota Cirebon
Cirebon,- Kota Cirebon merupakan salah satu kota di Indonesia yang memiliki sejarah panjang dalam perkembangan Islam. Salah satu peninggalan bersejarah yang masih bisa ditemukan hingga saat ini adalah masjid-masjid tua yang dibangun pada masa Kerajaan Islam Cirebon. Masjid-masjid ini memiliki ciri khas tersendiri yang membedakannya dari masjid modern.
Berikut ini adalah empat ciri utama masjid peninggalan Kesultanan Islam di Kota Cirebon:
1. Arsitektur Bergaya Tradisional Tanpa Kubah
Salah satu ciri khas utama masjid peninggalan Kesultanan Islam Cirebon adalah tidak adanya kubah, berbeda dengan masjid-masjid modern. Sebagai gantinya, atap masjid dibuat bertingkat menyerupai bangunan joglo khas Jawa. Atap ini biasanya terdiri dari tiga atau lima tingkatan yang melambangkan ajaran Islam, seperti Iman, Islam, dan Ihsan.
Contoh nyata dari arsitektur ini bisa dilihat pada Masjid Agung Sang Cipta Rasa, yang merupakan salah satu masjid tertua di Cirebon dan masih mempertahankan bentuk atap bertingkat tanpa kubah.
2. Material Bangunan dari Bata Merah
Masjid-masjid peninggalan Kesultanan Islam di Kota Cirebon umumnya dibangun menggunakan bata merah sebagai bahan utama dinding dan struktur bangunannya. Penggunaan bata merah ini menunjukkan pengaruh kuat dari budaya Hindu-Buddha sebelum Islam berkembang di Nusantara.
Bata merah yang disusun tanpa semen modern ini biasanya direkatkan menggunakan teknik tradisional, seperti penggunaan campuran kapur dan putih telur sebagai perekat, yang membuat bangunan tetap kokoh meski sudah berusia ratusan tahun.
3. Mihrab dan Mimbar dengan Ukiran Khas
Ciri khas lainnya dari masjid peninggalan Kesultanan Islam di Cirebon adalah adanya mihrab dan mimbar dengan ukiran khas. Ukiran ini biasanya mengandung motif kaligrafi Arab, flora, atau pola geometris yang memiliki makna filosofis dalam ajaran Islam.
Di Masjid Agung Sang Cipta Rasa, misalnya, mimbar kayunya memiliki ukiran khas dengan pola tradisional yang tetap terjaga keasliannya. Selain itu, mihrab di masjid-masjid kuno Cirebon sering kali dibuat sederhana namun memiliki unsur seni yang tinggi.
4. Adanya Sumur dan Pintu Masuk Khas
Masjid peninggalan Kesultanan Islam di Cirebon juga biasanya memiliki sumur tua yang dipercaya sebagai tempat bersuci atau mengambil air wudu. Sumur ini sering kali dikaitkan dengan Sunan Gunung Jati, salah satu Wali Songo yang menyebarkan Islam di wilayah Cirebon.
Selain itu, pintu masuk masjid biasanya dibuat rendah atau kecil. Hal ini bertujuan agar setiap orang yang masuk ke masjid harus menundukkan kepala sebagai bentuk penghormatan dan kesadaran diri sebelum memasuki rumah ibadah.
Masjid-masjid peninggalan Kesultanan Islam di Kota Cirebon memiliki ciri khas unik yang membedakannya dari masjid modern. Arsitektur tradisional tanpa kubah, penggunaan bata merah, ukiran mihrab dan mimbar yang khas, serta adanya sumur dan pintu masuk rendah merupakan karakteristik utama dari masjid-masjid bersejarah ini.
Keberadaan masjid-masjid ini menjadi bukti kuat bahwa Islam telah berkembang pesat di Kota Cirebon sejak zaman Kerajaan Islam. Selain berfungsi sebagai tempat ibadah, masjid-masjid ini juga menjadi saksi bisu perjalanan sejarah dan budaya Islam di Nusantara. (ITS)
The post 4 Ciri-Ciri Masjid Peninggalan Kesultanan Islam di Kota Cirebon appeared first on About Cirebon.














