Empal Gentong Cirebon: Kuliner Legendaris yang Tak Lekang oleh Zaman

Cirebon,- Bicara tentang Cirebon, tak hanya budaya dan sejarah keratonnya yang memikat, tetapi juga kekayaan kulinernya yang melegenda. Salah satu hidangan khas yang selalu menjadi daya tarik wisatawan adalah Empal Gentong, sajian berkuah gurih yang sudah turun-temurun menjadi ikon kuliner Kota Udang.
Empal Gentong pertama kali dikenal masyarakat sejak abad ke-19. Sesuai namanya, makanan ini dimasak menggunakan gentong atau kuali besar dari tanah liat. Proses memasaknya pun tidak sembarangan, melainkan dengan kayu bakar, sehingga menghasilkan aroma khas yang sulit ditandingi. Daging sapi pilihan dipotong kecil, lalu dimasak bersama jeroan dengan bumbu rempah seperti kunyit, ketumbar, lengkuas, bawang putih, bawang merah, hingga santan yang memberi cita rasa gurih dan hangat di lidah.
“Empal Gentong itu istimewa karena dimasak dengan cara tradisional. Gentong tanah liat menjaga panas merata, dan kayu bakar memberi aroma smokey yang bikin kuahnya berbeda,” ujar Jumad, salah satu pedagang Empal Gentong di kawasan Battembat, Cirebon.
“Kalau ke Cirebon nggak makan Empal Gentong, rasanya belum sah. Kuahnya kental, gurih, dan bikin ketagihan. Apalagi dimakan malam hari, hangatnya luar biasa,” ungkap Fathan, wisatawan asal Bekasi yang tengah berlibur bersama keluarganya.
Keunikan Empal Gentong bukan hanya dari cara memasaknya, tetapi juga penyajiannya. Biasanya, makanan ini disajikan dengan nasi putih atau lontong. Di atasnya ditaburi daun kucai segar dan bawang goreng yang menambah kelezatan. Sebagai pelengkap, sambal berbahan dasar cabai kering yang digiling kasar turut disajikan, memberikan sensasi pedas yang berpadu dengan gurihnya kuah.
Seiring berkembangnya zaman, Empal Gentong kini mudah ditemui di berbagai sudut Kota Cirebon, terutama di kawasan Jalan Slamet Riyadi hingga sekitar Battembat yang dikenal sebagai sentra kuliner ini. Harga seporsi pun cukup bervariasi, mulai dari Rp20 ribu hingga Rp40 ribu, tergantung porsi dan lokasi rumah makan.
Bagi wisatawan, Empal Gentong tak ubahnya menjadi “wajib coba” ketika berkunjung ke Cirebon. Tidak sedikit wisatawan dari Jakarta, Bandung, hingga luar pulau yang rela antre demi menikmati semangkuk empal gentong panas. “Kalau ke Cirebon nggak makan empal gentong, rasanya belum sah. Kuahnya kental, gurih, dan bikin ketagihan,” tutur Rini, seorang pengunjung asal Bekasi.
Di tengah gempuran makanan modern, Empal Gentong tetap bertahan dan menjadi kebanggaan masyarakat Cirebon. Bahkan, pemerintah daerah kerap mempromosikan kuliner ini dalam berbagai festival dan ajang pariwisata. Empal Gentong dianggap bukan sekadar makanan, tetapi juga warisan budaya kuliner yang mencerminkan kearifan lokal dan kekayaan rasa Nusantara.
Lebih dari sekadar hidangan, Empal Gentong adalah bukti bagaimana tradisi, rasa, dan identitas daerah bisa bersatu dalam satu sajian. Bagi masyarakat Cirebon, setiap sendok Empal Gentong bukan hanya mengenyangkan, tetapi juga menyimpan cerita sejarah dan kehangatan kebersamaan. (Mahasiswa PPL UIN SSC : Azzam, Dewi, Umar)
The post Empal Gentong Cirebon: Kuliner Legendaris yang Tak Lekang oleh Zaman appeared first on About Cirebon.