OJK Cirebon Gencarkan Edukasi Keuangan kepada 250 Calon Pekerja Migran di Indramayu
Bisniscirebon.com: Dalam momentum Bulan Inklusi Keuangan (BIK) 2025, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Cirebon terus memperkuat kolaborasi lintas sektor untuk mewujudkan masyarakat yang melek keuangan, tangguh, dan sejahtera. Bersama Pemerintah Kabupaten Indramayu, Lembaga Pelatihan Kerja (LPK) Hanaman dan Hanaman Nihon, serta Industri Jasa Keuangan (IJK), OJK Cirebon mendukung penyelenggaraan kegiatan sosialisasi bertema “Gencarkan Pekerja Migran Indonesia” yang diikuti oleh 250 calon Pekerja Migran Indonesia (PMI) secara hybrid di Kabupaten Indramayu.
Kegiatan ini merupakan bagian dari upaya memperluas akses keuangan dan meningkatkan literasi masyarakat dengan pekerja migran sebagai salah satu dari 10 segmen prioritas literasi dan inklusi keuangan nasional.
Kepala OJK Cirebon, Agus Muntholib, menegaskan bahwa pekerja migran Indonesia (PMI) memiliki peran strategis tidak hanya sebagai penopang ekonomi keluarga, tetapi juga penyumbang devisa negara. Karena itu, bekal literasi keuangan menjadi modal utama untuk menjaga kemandirian dan ketahanan finansial, baik selama bekerja di luar negeri maupun setelah kembali ke tanah air.
Pekerja migran adalah pahlawan devisa dan bagian penting dari kekuatan ekonomi nasional. Karena itu, setiap calon PMI perlu memahami cara mengelola keuangan secara bijak, menabung dengan disiplin, berinvestasi secara aman, serta mewaspadai kejahatan keuangan digital dan pinjaman online ilegal.
“Literasi keuangan bukan sekadar kemampuan menghitung uang, tapi keterampilan mengatur masa depan. Dengan bekal itu, para pekerja migran dapat kembali sebagai insan yang lebih mandiri, produktif, dan mampu membuka lapangan kerja baru di daerah asalnya,” ujar Agus Muntholib, Kamis (23/10/2025).
Selain edukasi literasi keuangan, kegiatan ini juga menjadi wadah inklusi keuangan langsung melalui pembukaan 40 rekening tabungan baru bagi calon PMI. Sepanjang Januari hingga Oktober 2025, OJK Cirebon bersama industri jasa keuangan telah memfasilitasi pembukaan 800 rekening baru di wilayah kerja Ciayumajakuning, sebagai bagian dari komitmen memperluas akses keuangan masyarakat.
Dalam sesi edukasi, OJK Cirebon menyampaikan berbagai materi yang relevan dengan kehidupan para calon PMI, antara lain perencanaan keuangan pribadi, pengelolaan tabungan dan remitansi, pemahaman produk perbankan dan asuransi, serta antisipasi terhadap investasi dan pinjaman online ilegal.
OJK juga menekankan pentingnya kehati-hatian terhadap penipuan keuangan digital, mengingat data Indonesian Anti-Scam Center (IASC) menunjukkan bahwa sejak November 2024 hingga Oktober 2025 terdapat 299.237 laporan kasus penipuan keuangan dengan total kerugian mencapai Rp7 triliun.
Sampai dengan 23 Oktober 2025, OJK Cirebon telah memberikan layanan kepada 1.554 konsumen sektor jasa keuangan yang terdiri dari 1.199 konsultasi langsung (77,16%), 94 layanan via telepon (6,05%), dan 261 pengaduan melalui Aplikasi Portal Perlindungan Konsumen (APPK) (16,80%). Layanan ini didominasi oleh masyarakat dari Kabupaten Cirebon (43,24%), diikuti oleh Kota Cirebon (30,37%), Indramayu (8,49%), Kuningan (8,11%), dan Majalengka (6,05%).
Mewakili Bupati Indramayu, Kepala Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Indramayu, Endang Ismiati, menyampaikan apresiasi atas sinergi antara Pemerintah Daerah, OJK, dan Industri Jasa Keuangan dalam memberikan pembekalan finansial kepada calon PMI.
“Kami menyambut baik inisiatif OJK Cirebon dan mitra lembaga keuangan dalam memberikan bekal literasi keuangan kepada para calon PMI. Diharapkan mereka tidak hanya sukses di luar negeri, tetapi juga mampu membawa perubahan positif ketika kembali ke daerah, menjadi inspirasi bagi masyarakat, dan ikut menggerakkan ekonomi lokal,” ungkap Endang.
Kegiatan “Gencarkan Pekerja Migran Indonesia” merupakan bagian dari rangkaian Bulan Inklusi Keuangan (BIK) 2025 yang diselenggarakan secara nasional dengan tema “Inklusi Keuangan untuk Semua, Rakyat Sejahtera, Indonesia Maju.”
Melalui kegiatan ini, OJK Cirebon berharap agar para calon pekerja migran tidak hanya memahami pentingnya pengelolaan keuangan yang bijak, tetapi juga menjadi agen perubahan yang menularkan pengetahuan finansial kepada keluarga dan komunitas di sekitarnya.
“Ketika masyarakat melek keuangan, mereka menjadi lebih tangguh, lebih percaya diri, dan tidak mudah terjebak dalam praktik keuangan ilegal. Inilah wujud nyata misi OJK untuk menghadirkan sistem keuangan yang inklusif, berintegritas, dan berpihak pada rakyat,” tegas Agus Muntholib.
Selain itu, OJK Cirebon juga menegaskan komitmennya dalam menjaga tata kelola yang bersih dan berintegritas melalui penerapan Program Pengendalian Gratifikasi, serta mengimbau seluruh mitra dan pemangku kepentingan untuk tidak memberikan hadiah, parsel, atau bentuk gratifikasi lainnya kepada jajaran OJK Cirebon dalam kondisi apa pun.(Regina)















