Program Desa EKI, OJK Cirebon Dorong Desa Gunung Kuning Jadi Desa Wisata Ramah Difabel

Majalengka,- Program Desa Ekosistem Keuangan Inklusif (EKI) di Desa Gunung Kuning, Kabupaten Majalengka, kini diarahkan menjadi pendorong lahirnya desa wisata ramah difabel.

Inisiatif ini menjadi salah satu strategi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Cirebon untuk memperkuat pemberdayaan ekonomi masyarakat melalui inklusi keuangan.

Kepala OJK Cirebon, Agus Muntholib menegaskan pengembangan wisata inklusif menjadi fokus utama karena sejalan dengan potensi lokal serta mampu memberikan manfaat ekonomi yang lebih merata bagi warga.

“Desa EKI bukan sekadar membuka akses layanan keuangan formal, tetapi juga membangun desa wisata yang aman dan nyaman bagi penyandang disabilitas. Ini menjadi nilai unggulan Desa Gunung Kuning,” ujar Agus saat Bincang Asik Seputar Sektor Jasa Keuangan (Bancakan) di Situ Cipanten, Kabupaten Majalengka, Sabtu (22/11/2025).

Menurut Agus, program tersebut dijalankan melalui kerja sama antara OJK RI, Bank Indonesia, Pemerintah Kabupaten Majalengka, Pemerintah Desa Gunung Kuning, BUMDes Karya Mekar, serta industri jasa keuangan.

Agus menyampaikan pengembangan wisata ramah difabel membutuhkan dukungan menyeluruh, mulai dari kesiapan masyarakat, tata kelola desa, hingga ekosistem ekonomi yang kondusif. Melalui Desa EKI, berbagai aspek tersebut diperkuat secara bertahap.

Selain sektor pariwisata, program ini juga menargetkan peningkatan literasi keuangan masyarakat agar mampu memanfaatkan produk keuangan formal dengan tepat.

“Dengan literasi yang baik, masyarakat diharapkan lebih bijak dalam mengelola keuangan dan tidak lagi tergantung pada pinjaman rentenir atau layanan ilegal lainnya,” kata Agus.

Ia menambahkan bahwa program Desa EKI dirancang dalam tiga fase, pra-inkubasi, inkubasi, dan pasca-inkubasi yang akan berlangsung hingga 2026.

Pada tahap pra-inkubasi, OJK telah melakukan pemetaan terhadap 108 peserta. Hasilnya, 51 persen membutuhkan fasilitas tabungan, 4 persen deposito, 19 persen pembiayaan usaha, dan 3 persen pembiayaan kendaraan.

“Tindak lanjut dari pemetaan tersebut adalah pelaksanaan product matching antara perbankan serta lembaga keuangan nonbank pada Agustus 2025,” kata Agus.

Tahap inkubasi akan dilanjutkan tahun depan dengan pendalaman pemanfaatan produk keuangan sesuai kebutuhan masyarakat.

Direktur BUMDes Karya Mekar, Yosep Hendrawan menyampaikan pihaknya menyambut positif program Desa EKI karena berkesinambungan dengan penguatan ekonomi desa. BUMDes, lanjut Agus, mencatat pertumbuhan pendapatan signifikan dalam dua tahun terakhir.

Pendapatan bruto BUMDes pada 2024 mencapai Rp2,4 miliar, sementara hingga September 2025 sudah menembus Rp2,5 miliar. Target tahun 2025 ditetapkan sebesar Rp3 miliar. Untuk PADes, Gunung Kuning telah menyetor hampir Rp566 juta.

“Saat ini BUMDes Karya Mekar juga membuka lapangan pekerjaan bagi sekitar 70 anak muda desa, dengan sistem honor mingguan sekitar Rp1,5 juta per orang,” kata Yosep.

Objek wisata unggulan desa, Situ Cipanten, terus menunjukkan tren positif. Hingga September 2025, jumlah wisatawan sudah mencapai 139 ribu orang, mendekati total kunjungan sepanjang 2024.

“Kami optimistis tahun ini dapat menembus 170 ribu hingga 200 ribu pengunjung, mengingat Situ Cipanten menjadi destinasi favorit wisatawan yang datang ke Majalengka,” pungkas Yosep. (HSY)

Spread the love

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *