Revitalisasi Taman Kota Cirebon : Tugu Ikonik Angkat Filosofi Budaya Lokal

Cirebon,- Melalui program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL), PT Kereta Api Indonesia (KAI) Daop 3 Cirebon berkomitmen memberikan kontribusi nyata terhadap pembangunan daerah.

Salah satunya diwujudkan melalui revitalisasi Taman Kota Cirebon yang berlokasi di Jalan Siliwangi, tepat di depan Kantor Gubernur Bale Jaya Dewata.

Revitalisasi taman ini tidak hanya difokuskan pada peningkatan fungsi ruang publik, tetapi juga pada penguatan identitas budaya lokal. KAI Daop 3 Cirebon ingin menjadikan taman tersebut sebagai ruang hijau yang estetik, fungsional, serta mencerminkan filosofi budaya Cirebon sebagai daya tarik wisata.

Manager Humas Daop 3 Cirebon, Muhibbuddin mengatakan revitalisasi Taman Kota Cirebon merupakan bentuk sinergi antara KAI dan Pemerintah Kota Cirebon dalam mendukung pelestarian lingkungan dan pembangunan berkelanjutan.

“Bukan sekadar ruang terbuka hijau, taman ini juga menjadi simbol identitas dan kebanggaan warga Cirebon,” ujar Muhibbuddin, Jumat (10/10/2025).

Taman Kota Cirebon yang direvitalisasi ini memiliki elemen artistik dengan makna filosofis mendalam. Salah satunya adalah tugu ikonik yang menjadi simbol utama kawasan tersebut.

Beberapa filosofi yang terkandung di dalamnya antara lain:

1. Stilasi Udang dan Kapal
Melambangkan Cirebon sebagai Kota Udang sekaligus simbol budaya maritim. Lengkungan tugu menggambarkan tubuh udang, sementara garis-garisnya menyerupai kaki udang—melambangkan ikatan dan kebersamaan masyarakat.

2. Dua Struktur yang Saling Berhadapan
Menjadi simbol keseimbangan dan keharmonisan, dua nilai utama dalam kehidupan sosial masyarakat Cirebon.

3. Dasar Lengkung dengan Motif Bata
Melambangkan pergerakan yang fleksibel dan adaptif terhadap perkembangan zaman, namun tetap berpijak pada akar budaya dan sejarah kota.

Tak hanya tugu, desain tata ruang taman juga memuat filosofi budaya dan spiritualitas:

1. Sumbu Utara–Selatan
Mengacu pada garis imajiner antara Keraton Cirebon dan Astana Gunung Jati, sebagai simbol keseimbangan antara unsur pemerintahan dan spiritualitas.

2. Plaza Runcing Seperti Tombak
Mengandung makna arah dan tujuan yang jelas, simbol semangat masyarakat Cirebon untuk terus melangkah maju.

Muhibbuddin menambahkan, revitalisasi Taman Kota Cirebon bukan hanya proyek estetika semata, melainkan upaya untuk menciptakan ruang publik yang nyaman, inklusif, dan mendorong interaksi sosial masyarakat.

“KAI tidak hanya hadir untuk menghubungkan kota-kota melalui rel kereta, tetapi juga ingin menjadi bagian dari kehidupan sosial dan budaya masyarakat,” ungkapnya.

“Melalui program TJSL ini, kami ingin memberikan kontribusi berkelanjutan yang berdampak langsung bagi masyarakat Kota Cirebon,” tambah Muhibbuddin.

Menurutnya, taman kota memiliki peran penting sebagai ruang sosial dan budaya masyarakat. Karena itu, desain taman sengaja dibuat untuk memadukan unsur sejarah, spiritualitas, dan dinamika khas masyarakat Cirebon.

“Kami percaya, kehadiran KAI tidak bisa dipisahkan dari komunitas di sekitarnya. Setiap bantuan TJSL selalu mempertimbangkan aspek sosial, budaya, dan lingkungan. Cirebon, sebagai kota yang kaya sejarah, pantas memiliki ruang publik yang merepresentasikan identitasnya,” pungkas Muhibbuddin. (HSY)

The post Revitalisasi Taman Kota Cirebon : Tugu Ikonik Angkat Filosofi Budaya Lokal appeared first on About Cirebon.

Spread the love

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *