CIMB Niaga Pertahankan Posisi Terdepan: Laba dan Aset Naik Signifikan di Semester Pertama 2024

Bisniscirebon.com: PT Bank CIMB Niaga Tbk (CIMB Niaga atau Bank; IDX: BNGA) melaporkan perolehan laba sebelum pajak konsolidasi (unaudited) sebesar Rp 4,4 triliun pada semester pertama tahun 2024. Jumlah tersebut naik sebesar 5,8 persen year-on-year (Y-o-Y), dan menghasilkan earnings per share Rp 135,64.
Presiden Direktur CIMB Niaga, Lani Darmawan mengatakan kinerja positif pada semester pertama 2024 didorong oleh pertumbuhan aset produktif, pengelolaan efisiensi operasional, serta pencadangan yang baik. Pihaknya terus menjaga kualitas aset secara efektif dengan mempertahankan rasio gross non-performing loan (NPL) sebesar 2,1%, di bawah rata-rata industri.
“Kinerja ini menegaskan komitmen CIMB Niaga terhadap strategi lima pilar yang kami jalankan untuk pertumbuhan laba berkelanjutan, yang berfokus pada perluasan basis nasabah, penguatan portofolio CASA, pengelolaan kualitas aset, dan peningkatan digital engagement,” ujar Lani dalam keterangannya, Sabtu (3/8/2024).
Pihaknya optimis, bisa meraih hasil yang baik di sisa tahun 2024, sejalan dengan strategi jangka panjang yang telah kami tetapkan. Komitmen untuk memberikan kinerja keuangan yang baik sejalan dengan upaya berkelanjutan kami dalam menyediakan solusi keuangan yang inovatif dan mudah diakses, mendukung aspirasi keuangan para stakeholders kami, serta berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi.
“CIMB Niaga senantiasa menjaga posisi permodalan dan likuiditas yang solid dengan capital adequacy ratio (CAR) dan loan to deposit ratio (LDR) masing-masing sebesar 22,7% dan 85,7%,” katanya.
Total aset konsolidasian, kata Lani, adalah sebesar Rp 346,7 triliun per 30 Juni 2024, yang semakin memperkuat posisi CIMB Niaga sebagai bank swasta nasional terbesar kedua di Indonesia.
Total Dana Pihak Ketiga (DPK) meningkat menjadi Rp 249,8 triliun (+6,0% Y-o-Y), dikontribusikan dari pertumbuhan current account and savings account (CASA) sebesar 7,4% Y-o-Y menjadi Rp162,9 triliun.
“Hal ini merupakan hasil upaya Bank untuk membina hubungan nasabah yang lebih erat dan meningkatkan pengalaman nasabah secara keseluruhan melalui layanan digital, yang berkontribusi terhadap rasio CASA menjadi sebesar 65,2%,” ungkapnya.
Sementara itu, tambah Lani, jumlah kredit/pembiayaan naik 5,9% Y-o-Y menjadi Rp 217,1 triliun, terutama berasal dari pertumbuhan Usaha Kecil Menengah (UKM) yang naik 10,0% Y-o-Y dan Perbankan Konsumer yang tumbuh 5,8% Y-o-Y. Kenaikan tertinggi di kredit/pembiayaan retail terutama dikontribusikan dari pertumbuhan Kredit Pemilikan Mobil (KPM) yang meningkat sebesar 13,1% Y-o-Y.
Di perbankan Syariah, kata Lani, Unit Usaha Syariah (UUS) CIMB Niaga (CIMB Niaga Syariah) berhasil mempertahankan posisinya sebagai UUS terbesar di Indonesia, dengan total pembiayaan Rp 58,1 triliun (+11,6% Y-o-Y) dan DPK sebesar Rp 48,1 triliun (+8,1% Y-o-Y) per 30 Juni 2024. Adapun pertumbuhan pembiayaan signifikan tersebut sebagian besar dikontribusi oleh segmen ritel.
“CIMB Niaga Syariah tetap fokus pada peningkatan komposisi pendanaan, khususnya pendanaan murah dengan terus mengembangkan jaringan komunitas,” ujarnya.
Adapun CIMB Niaga terus konsisten dalam mendorong praktik bisnis yang lebih bertanggung jawab sesuai dengan prinsip Lingkungan, Sosial, dan Tata Kelola (ESG). Pada 3 Juni 2024, CIMB Niaga mendukung Nirwana Wastu Pratama Property Group dalam upaya keberlanjutannya dengan menyalurkan pembiayaan sebesar Rp300 miliar melalui skema Musyarakah Mutanaqisah (MMQ) dengan instrumen pembiayaan Sustainability-Linked Financing.
“Meskipun ini adalah transaksi skema terkait keberlanjutan yang keempat bagi CIMB Niaga, kerja sama ini adalah yang pertama menggunakan skema Syariah. Ini menandai milestone penting bagi pertumbuhan yang berkelanjutan dan sesuai prinsip Syariah, sejalan dengan komitmen kami untuk bumi yang lestari,” tambah Lani.
“Pada semester I 2024, hampir 26% dari total pembiayaan Bank (atau setara dengan Rp56,4 triliun) mendukung transisi yang berkelanjutan menuju ekonomi rendah karbon, Perjanjian Paris, dan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG),” pungkasnya. (HSY)