Menelusuri Keraton Kasepuhan, Jejak Sunan Gunung Jati di Kota Cirebon

BisnisCirebon.com – Keraton Kasepuhan Cirebon merupakan salah satu keraton tertua di tanah Jawa. Berdiri pada tahun 1529, keraton ini didirikan oleh Pangeran Mas Zainul Arifin, cicit dari Sunan Gunung Jati yang dikenal sebagai salah satu Wali Songo penyebar Islam di Jawa Barat.

Dari sisi arsitektur, Keraton Kasepuhan memadukan gaya khas Jawa, Tiongkok, dan Arab, mencerminkan akulturasi budaya yang kuat pada masa itu. Di dalamnya tersimpan banyak benda bersejarah, salah satunya adalah Kereta Barong milik Sunan Gunung Jati yang hanya dikeluarkan pada momen tertentu. Selain berfungsi sebagai pusat politik pada masanya, keraton ini juga menjadi pusat pendidikan Islam dan pelestarian tradisi masyarakat Cirebon.

Keraton Kasepuhan juga memiliki kaitan erat dengan perjalanan sejarah runtuhnya Kesultanan Cirebon. Saat Panembahan Ratu II diasingkan oleh Kesultanan Mataram di bawah Amangkurat I dengan tuduhan bersekongkol dengan Banten, peran keraton dalam dinamika politik Jawa semakin menonjol. Hingga kini, keraton ini tetap berdiri sebagai simbol kejayaan masa lalu dan pelestarian budaya Islam di Cirebon.

Sejumlah tradisi turun-temurun masih rutin dilaksanakan di Keraton Kasepuhan, seperti tradisi Caos, Dugdag, Siraman Panjang Jimat, serta berbagai upacara adat dan kesenian. Keberlanjutan tradisi tersebut menjadi bukti bahwa keraton tidak hanya menjadi destinasi wisata sejarah, tetapi juga pusat budaya yang tetap hidup.

“Keraton Kasepuhan bukan hanya tempat bersejarah, tetapi juga ruang belajar tentang budaya, peninggalan, dan ajaran Islam dari Sunan Gunung Jati. Banyak koleksi dan kisah sejarah yang bisa kita temukan di sini,” tutur Fitria, salah satu pengunjung.

Partisipasi masyarakat dalam tradisi keraton juga masih kuat. Tidak sedikit warga dari berbagai daerah datang dengan membawa persembahan sebagai bentuk penghormatan kepada kesultanan.

BACA JUGA :  Kawasan Wisata Religi Makam Sunan Gunung Jati Ditata Serius, Fokus ke Kenyamanan Peziarah

Mereka percaya, selain mengikuti ritual adat, keterlibatan dalam tradisi juga membawa berkah serta mempererat silaturahmi.

Lebih dari itu, keikutsertaan masyarakat dalam tradisi keraton merupakan wujud rasa memiliki terhadap warisan leluhur. Hal ini menegaskan bahwa Keraton Kasepuhan bukan hanya peninggalan sejarah, melainkan juga identitas budaya yang terus dijaga. Makin Tahu Indonesia.

Spread the love

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *