Menilik Sejarah Singkat Kuliner Jalur Rempah di Cirebon

Bisniscirebon.com: Jalur Perdagangan dapat menciptakan budaya baru dari asimilasi budaya yang berbeda. Pada momen Hari Jadi Cirebon ke-597 tahun 2024 Disbudpar Kota Cirebon menyelenggarakan Festival Kuliner Jalur Rempah.
Jalur Rempah adalah jalur perdagangan rempah-rempah yang menghubungkan Nusantara dengan India, Timur Tengah, Eropa dan Afrika, mencapai puncaknya abad ke 15-17. Pada Jalur rempah ini menjadi pemicu bagi bangsa Eropa untuk menguasai negara negara di Asia Tenggara.
Rempah-rempah yang sangat dicari pada masa lalu dan memainkan peran kunci dalam sejarah perdagangan internasional. Melewati Samudera Hindia dan Samudra Pasifik. Sastrawan India Kalidasa diperkirakan tahun 400 Masehi dalam kumpulan puisinya yang berjudul Raghuvamsa menyebut istilah Dvipantara sebagai kepulauan penghasil cengkeh, sejarawan mempercayai Dvipantara adalah Nusantara
Budayawan Cirebon – Tionghoa Jeremy Huang Wijaya mengatakan, jalur rempah atau disebut juga spice road menjadi salah satu faktor penting dalam perkembangan peradaban dan ekonomi di wilayah Nusantara.
“Karena rempah mahal harganya, jalur rempah juga digunakan sebagai Pedagang dari Tiongkok untuk menjual produk keramik dan sutra kemudian pedagang Tiongkok China membeli rempah-rempah untuk dijual ke jalur perdagangan lainnya,” katanya,” Jumat (12/07/2024).
Sejak 4500 tahun lalu jalur rempah sudah dikenal. Komoditas Rempah yang diminati yaitu Pala, Adas, Kapol, Cengkeh, Jintan, Mesoyi, Pekak (Bunga Lawang), Lada, kayu manis dan jahe digunakan untuk obat-obatan, bumbu masak, pewangi dan pengawet makanan. “Rempah-rempah tersebut umumnya berasal dari Makassar, Maluku, Baubau dan Buton, Ternate dan Tidore, Banda Neira, serta Kupang,” ujarnya.
Jalur rempah terbentuk dari perdagangan “perencah” melalui jalur laut yang telah terjalin selama ribuan tahun, jauh sebelum kedatangan bangsa Eropa.
“Para pedagang dan pelaut pada masa itu mengandalkan musim untuk menentukan arah angin, membentuk jalur perdagangan rempah-rempah. Kedatangan VOC ke Sunda Kelapa bertujuan mencari rempah-rempah,” terangnya.
Kedatangan Cheng Ho ke Nusantara pada abad ke-XV juga mencari rempah-rempah selain menjual keramik dan sutra.(Regina)